Rabu, 29 Februari 2012

Benar-benar Setengah Salmon

Salmon... Ya kalian sudah pasti tahu kan apa itu salmon?...
Salmon adalah salah satu spesies ikan, yang akan bermigrasi atau berpindah tempat sampai ber ratus kilometer an (kalau tidak salah) hanya untuk bertelur...

Ya... Seperti kata Raditya Dika di bukunya yang berjudul "Manusia Setengah Salmon"... Kita sebagai manusia tak perlu menjadi orang keren atau apalah untuk menjadi orang sukses... Yang kita perlukan hanyalah menjadi seperti ikan Salmon... Dalam artian, kita harus berani 'berpindah' demi menggapai apa yang kita cita-citakan meskpun itu beresiko... Itu sama dengan apa yang dialami oleh salmon, yang harus berpindah hanya untuk bertelur meskipun resikonya sangat besar.. yaitu kematian salmon itu sendiri...

Dan sekarang aku dihadapkan dengan opsi itu... yaitu, menjadi seperti salmon...

Setelah sekian lama... akhirnya aku kembali harus melakukan hal itu... ya... berpindah...

Seperti berpindah rumah... pindah itu melelahkan dan sesuatu yang sulit.... tapi tetap harus dilakukan...  Pindah rumah juga sesuatu yang memakan waktu... Butuh berjam-jam, berhari-hari bahkan berbulan-bulan, hanya untuk memikirkan rumah mana yang sekiranya 'pas' dengan kita *tersirat*... naaahhh -___- *angga style*... Namun menurutku, di dunia ini tak ada rumah yang benar-benar sempurna *tersirat*... Maka dari itu, sekiranya kita harus menerima rumah yang kita beli apa adanya meskipun rumah itu banyak kekurangannya atau yang kita tidak sukai.. *tersirat*

So, at least... aku berfikir... agaknya aku harus berani menjadi seperti ikan salmon... yang berani berpindah meskipun resikonya sangat besar.... Dan segera menyesuaikan dengan 'rumah' yang akan disinggahi nanti...


NB: Banyak makna tersirat di sini... So, resapilah...

88668'8855 552688

88668'68855 552688 9992664 34447777262 1'1'1
7777335552628 2827777 5533633662664266'688 1'1'1
3266 7777335552628 55277733662 833555244 633664882288777 444674442665588 1'1'1

927777'7777

Jumat, 24 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part VIII

Setelah awkward conversation dengan Donat sudah selesai, aku segera keluar kelas untuk setidaknya 'menampakkan' diriku ke teman-teman baruku...

Di depan kelas X5 terdapat banyak murid-murid yang lalu lalang, entah siapa mereka... Masih tanpa kacamata, aku menggunakan ritual menyipit itu lagi sehingga apa yang kulihat dapat sedikit lebih terlihat *nah lho*... Namun lambat laun aku menjadi benci sendiri dengan ritual menyipit itu... Karena setiap aku melakukannya, setiap itu juga mukaku yang pas pas an ini menjadi lebih pas pas an (alias jelek)... dan terlihat lebih sengak... padahal hatinya sama sekali ngga sengak *heseweleh... sombong titik.. wkwkw*... Tapi bodohnya.. tahu begitu aku nggak segera beli kacamata... Dan alasannya pun bukan karena nggak suka kacamata atau takut mukanya nanti lebih jelek... Tapi hanya karena males untuk pergi ke tukang kacamatannya saja... naaah -___- *style angga*

Oke, di depan kelas terlihat anak-anak dari berbagai SMP yang tentunya belum kukenal... Saat aku sedang duduk di depan kelas, terlihat ada seorang siswa *mungkin dari kelas X5... dan itu benar* yang bentuknya seperti anak kecil tapi mulutnya mancung yang nantinya akan kukenal sebagai Irfan (nama asli), namun akan kupanggil Motosh... Dia menghampiri ku kemudian mengangkat tangannya seperti akan salaman dan mengatakan "Kenalin, aku Irfan.. nama kamu siapa?"... Nah, karena aku tak mau lagi peristiwa perkenalan 'terlarang'ku bersama Cahyo terulang kembali,. maka dengan cepat, aku menjawab pertanyaan dari Motosh tadi dengan bahasa Jawa... "Aku Dayat saka SMPN 8 YK... Lha kowe saka SMP endi?" (Translate : Aku Dayat dari SMPN 8 YK... Lha kamu dari SMP mana)... Dan akhirnya, terhindarlah aku dari pengulangan perkenalan terlarangku dengan Cahyo tempo dulu itu.. hahaha :D...

Setelah, tetenguk didepan dan berkenalan dengan beberapa orang... Bel pun berbunyi, saatnya masuk kelas... Nah, karena meja masih berjajar membentuk huruf U, maka kami para murid baru disuruh untuk mengaturnya kembali seperti selayaknya pengaturan di kelas biasa...Dan aku akhirnya duduk semeja dengan Jasong... teman SMP ku... yang pertama kalinya (di smp) kukira anak boye... karena bentuknya yang Cina-cina gitu... Nah, nothing happen at pertama-tama masuk.. tapi ada happennya baru dimulai saat pelajaran PPL bahasa Inggris itu...

Semua murid tak terkecuali aku disuruh untuk berdiri melingkar... Pertamanya, aku tak tahu apa yang akan aku lakukan disana... Nah, tapi semua terkuak saat PPL menyuruh setiap murid untuk menghapal nama teman-teman barunya itu.. naaah -___-... suatu jleb moment banget... padahal kalian tahu? bahwa aku tanpa kacamata = penghapal terburuk... itu diperparah dengan porsiku yang sangat besar karena berada diakhir-akhir lingkaran yang akhirnya harus menghapal lebih banyak orang daripada yang orang yang di awal lingkaran... Nah, disana aku mulai berpacu dengan waktu... mulai berfikir dengan cepat... apa yang akan ku lakukan??

Baca Selanjutnya di Kacamata Tempur : Part IX

Rabu, 15 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part VII

Setelah berjibaku selama tiga hari untuk mengarungi kejamnya MOPD *lebay-,-*, akhirnya acara itu ditutup di sore hari yang syahdu itu... Memang MOPD sudah berlalu.. namun 'bahaya' LBB sudah mengintai di depan mata...

Oke, setelah MOPD selesai.. pagi hari berikutnya *hari Kamis kalau ga salah*.. Mulailah kehidupan SMAku secara 'normal' bersama dengan kelas fenomenal.. kelas X5... Mengapa fenomenal? kapan kapan tak jelasin...

Pagi itu, seperti biasa aku berangkat diantar oleh ayahku dengan mobilnya... Namun ada yang berbeda dipagi itu... Di dalam perjalanan biasanya aku ga galau suatu apapu..., tapi kali ini berbeda, di perjalanan aku galau sembari berdoa-doa kepada Allah agar setidaknya diberi kelas yang pas buat aku, yang nyenengin dan yang pasti.. kelas yang gayeng... Dan akhirnya doaku pun terkabul meski tentunya belum kurasakan pada waktu itu..

Setelah mobil, sampai di seberang gerbang Smada, aku segera turun dan berjalan kaki untuk masuk ke Smada.. Dengan ritual 'itu', aku dapat menangkap *melihat lebih tepatnya* raut muka teman-teman se-angkatan yang tidak stress lagi.. mereka terlihat santai.. begitu juga aku... Sejenak aku berfikir, kenapa mereka *termasuk aku* bisa tak stress lagi... dan aku pun langsung mengerti,... mereka bisa tersenyum lagi karena kalau biasanya mereka terkena 'serangan fajar' dari para MPTTS (Serangan fajar MPTTS = Setiap pagi di sekitar gerbang Smada, para peserta MOPD dibentak-bentak dan disuruh untuk segera berkelompok dan mengingat ingat nama setiap orang di kelompoknya itu), dan sekarang tidak... So, mereka akhirnya bisa tersenyum :)...

Oke, karena kelas sudah diacak, maka sudah pasti kewajibanku untuk melihat satu persatu print printan daftar nama di depan kelas... Dimulai di kelas X1... Namaku tak ada... di kelas X2... Namaku (juga) tak ada, namun... *aaah lupakan saja -,-*... di kelas X3... Namaku tak ada, namun ada M. Faliq Harvian *temen SMPku*... di kelas X4... Namaku tak ada (lagi), namun ada satu yang menyita perhatian, di sana tercantum nama 'Cahyo Sadewo'... di kelas X5... Akhirnya ada namaku disana,. di nomor urut 18... Jadilah aku stuck di sana dan celingak celinguk...

Akhirnya aku memutuskan untuk masuk kelas dulu... Dan menaruh tas ku di sebelah pojok kiri belakang kelas... Disaat aku akan keluar kelas aku bertemu dengan seseorang yang tak asing lagi di mataku... Dia adalah Donat (nama orang).. adalah seorang gento dari SMPN 8 Yk (NB: yang kutahu dulu... Tak seperti kenyataanya)... Ya, dia menyapaku dan melakukan sedikit percakapan basa-basi... "Weh, koe neng kene o?? (Lho, kamu disini ya?)".. Aku menjawab "Ho.o (iya)".. Dia menjawab "Owh, oke oke"...

Kalau melihat Donat itu, aku jadi teringat seseorang di SMP yang sukanya tertawa sendiri ga jelas, dan kalau tertawa pun pakai aksen locat loncat kayak katak... Kemudian, sering ga jelas sendiri, sering juga ngapeli temen kelas ku Zikri (laki-laki) untuk membincangkan sesuatu yang aneh seperti Zikri jadi guru dan seseorang itu jadi muridnya dan tentang chi, tentang ilmu-ilmu gaib apalah... Dan tahukah kau seseorang itu siapa?... Dia adalah Donat itu sendiri -,-

Baca Selanjutnya di : Kacamata Tempur : Part VIII

NB: XXXXXX5

Jumat, 10 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part VI

"Namaku, Hidayat Budi Tranggana dari SMP 8 Yogyakarta, kalo kamu siapa?"
"Aku Cahyo Sadewo *sambil berjabat tangan denganku*"
"Dari SMP mana?"
"SMP 1 Sleman"
*dan... bla bla bla... dan akward moment itu terputus seiring aku dipanggil oleh Mwk untuk segera masuk ke kelas sementara...*

Oke di kelas sementara itu, kami *anak-anak X5* segera disuruh untuk menata ulang meja-meja menjadi bentuk "U"... Dan karena penataan tempat duduk berdasarkan nomor urut masuk smada... aku kembali bertemu dengan si Cahyo Sadewo lagi. Dia dengan nomor urut 1 sedangkan aku 2..., jadilah kita duduk berjejer...

Setelah semuanya tertata menjadi seperti huruf "U".. Saatnya aku duduk dan mengeluarkan jurus 'menyipit'ku... Hasilnya aku menemukan beberapa muka yang tidak asing alias sesama alumnus SMP 8... seperti si Surya, si *belum tahu namanya saat itu* (Adib) dan lain-lain... Perlu diketahui, mungkin saat itu aku layak disemati gelar sebagai manusia penghapal orang terburuk se-smada.. bagaimana bisa ngapalin kalau detail orang tak bisa dilihat secara jelas (alias blawur)??... Bahkan aku pernah salah memanggil orang, padahal orang itu sangat berbeda mukanya namun memang bentuknya agak sama...

Oke, saat itu mwk sedang menulis lirik mars Smada di papan tulis yang nantinya harus dihafalkan para peserta MOPD... Dan aku pun gedabik (suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dimana orang itu menjadi berkeringat banyak di daerah kepalanya dan salting karena suatu hal)... Gedabik karena tak bisa membaca tulisan di papan tulis itu... terlampau kecil meskipun sudah menggunakan jurus 'menyipit' itu... Karena kiriku (alias no 3) adalah perempuan.. mau tak mau aku akhirnya menggunakan jasa si Cahyo Sadewo...

Awalnya aku masih malu malu untuk menyatakan cintaku pada Cahyo *yo ora lah -___-*... (yang bener) Awalnya aku masih malu malu untuk menanyakan lirik mars Smada itu pada Cahyo... Tapi karena modus kepepet (bagaimana ngga modus kepet?? kalau... ngga hapal mars smada = disamplak singo (baca MPTTS)) akhirnya aku memberanikan diri untuk melakukan itu... Dan itupun berhasil... Aku dapat menyalin lirik mars smada di buku Cahyo dengan selamat.. Jadi kesimpulannya, Aku sebagai orang yang tak bisa melihat secara jelas sedang menggunakan kacamata sementara... Dan kacamata sementara itu adalah Cahyo... Dia yang bertugas menulis lirik Smada di bukunya yang nantinya akan ditransit ke mataku... Sama seperti kacamata yang tugasnya mentrasit cahaya yang ditangkapnya ke mata penggunanya...

Baca Selanjutnya di Kacamata Tempur : Part VII

Selasa, 07 Februari 2012

Sepotong cerita di langit sore

Oke, Selasa, 7 Februari 2012 merupakan hari yang... errr biasa saja.. nothing matter on that... Tapi ada matternya saat setelah semua kegiatan di hari itu hampir selesai atau kata lain di sore hari.. Ini bukan merupakan cerita absurd ataupun apa... Namun hanya merupakan sebuah *errr* renungan (kalo buat aku)... Okay daripada kebanyakan basa basi let's get started saja...

7 Februari 2012.. Semuanya berjalan secara lancar, dan alhamdulillah tak ada rintangan di dalamnya... Oke, flash back ke tanggal 6 Februari, sebenarnya jauh dari tanggal itu aku beserta Rini dan Angga sudah memplanning untuk mengikuti sebuah pameran komputer di JEC. Namun di tanggal itu juga, ternyata diadakan sebuah meeting untuk para panitia TO (aku ada di dalamnya) saat pulang sekolah.. So, akhirnya aku dan Angga sepakat untuk mengundur acara JEC-nan nya di tanggal 7 Februari...

Bel pulang berbunyi, itu tandanya aku dan Angga siap ke JEC (kenyataannya aku dan Angga siap untuk menggarap Drama nya Bu Murti *nah-,-*)... Oke setelah semuanya clear (mengerjakan drama) jadilah kami cus ke JEC... dan tentunya beli beli sesuatu di sana...

Setelah berhasil melucuti isi dompet, kami akhirnya keluar ruangan (JEC)... Karena untuk melucuti dompet, kami butuh kaki untuk berjalan ke stand dan karena berjalan, kami membutuhkan kalori dan karena kami kehilangan kalori, akhirnya kami kecapean bercampur dengan kehausan maka kami membeli cendol Rp 5000 yang niscahya dapat menghilangkan rasa kehausan kami...Dan duduk untuk dapat menikmatinya...

Sembari duduk-duduk... kami berbincang tentang sesuatu... dan saat berbincang-bincang, aku baru sadar kalau hari sudah mulai sore... Dan entah kenapa saat memandang sinar-sinar keemasan itu, aku jadi teringat sesuatu... Namun entah kenapa aku belum bisa ingat itu apa... Namun rasanya itu sangat familier dan 'hangat' jika hinggap di tubuh... Yang jelas sinar-sinar keemasan tadi mengingatkanku pada masa kecilku dulu... Semua ini seperti De Ja Vu

Setelah tetes terakhir cendol Angga transit ke lambungnya... Kami memutuskan untuk pulang... Oke saat perjalanan pulang aku kembali dihadapkan dengan pemandangan super indah yaitu langit sore... Berhubung aku memilih rute dari selatan bantulan sampai ke rumah, tentunya aku dihadapkan dengan hamparan luas sawah membentang dimana-mana *alay*, dan aku pun terkesima karena keindahan padi-padi itu yang menghamburkan cahaya keemasan matahari sore ke semua penjuru selatan bantulan.. sungguh subhanAllah semua ciptaan Allah ini...Bahkan saat aku mendongak ke atas terdapat segerombolan awan emas yang melayang di atas sana...Namun yang paling mengesankan adalah, ketika aku bersama motorku lewat palang pintu kereta api...

Ya, di bantaran rel kereta api itu terdapat banyak ibu-ibu anak-anak bahkan bapak-bapak juga yang berkumpul menghabiskan waktu sore yang indah itu.... Dan akupun langsung tahu apa tujuan mereka berkumpul di sana.. Yaitu menunggu kereta api lewat..

Aku pun segera tersadar bahwa yang aku ingat saat duduk di depan JEC tadi adalah masa saat aku masih seumur anak TK dan setiap sabtu sore diajak oleh bapak untuk meluangkan waktu sore hari di stasiun lempuyangan dan menunggu kereta api lewat di stasiunnya... Aku duduk di tangga depan JEC itu seperti aku duduk di bantaran rel yang lebih tinggi daripada relnya, Angga sebagai Ayah ku dan depanku adalah rel dilengkapi dengan suasana sore hari yang syahdu.. Dan aku duduk dibantaran menunggu sesuatu yang tak pasti... yaitu menunggu kereta lewat...

Sampai sekarang aku masih ga tahu apa sih serunya menunggu kereta api lewat... Tapi entah kenapa aku bisa merasakan sensasi menonton sesuatu yang tak pasti itu... Seperti ada sebuah kelegaan setelah kereta api itu lewat... dan segeralah aku meneriakkan "Ana sepul mbak! pak!"

Aku ngakak sendiri kalau nginget masa masa lalu ku yang 'absurd' kayak gitu... Tapi di tengah kesenangan itu, aku terkadang sedih juga... Mengapa semua ini berjalan terlalu cepat?... Bagaimana kalau saking cepatnya sampai-sampai aku sudah sakit-sakitan diranjang, padahal dosa masih jauh lebih banyak daripada pahalanya?... Mau dibawa kemana aku nanti saat sudah mati?... Ingat setelah sore hari pasti tibalah malam hari... Sesudah yang indah indah terbitlah kegelapan yang mencekam... Sama seperti hidup kita, setelah masa senja terbitlah masa hitam kelam, yaitu masa ketika kita sudah mati nanti...So, pesan dariku buat kalian (termasuk aku), hargailah waktu kalian... Pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan Jangan sekali-kali menyianyiakan waktu...Karena waktu tak bisa diputar kembali *hang ending #eh*

Senin, 06 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part V


Si Cahyo Sadewo mengulurkan tangan dan berkata... "Salam kenal, nama kamu siapa?"

Kadang-kadang sekarang aku sering cekikikan sendiri kalau mengingat-ingat perkenalanku dengan cowok yang satu ini... Jika saat itu aku hanya memaklumi saja... karena memang belum kenal dan semaklumnya dilakukan perkenalan 'terlarang' itu.. maka saat ini aku mengandai andai... jika saat itu aku adalah aku yang sekarang *nah lo*, pasti bisa bisa aku salting sendiri... bagaimana tidak?... gaya nya aja yang cool (errr bukan cool tapi sok cool) tapi dalemnya??.... ga beda jauh sama aku *gubrak*

Namanya Cahyo Sadewo dan nama panggilannya adalah Cahyo (kadang dipanggil Gawer)... Ya selakyaknya cowok normal lain... dia mempunyai titit ....*eh*... Dia sebetulya berpotensial... berpotensi mendapatkan cewek... ya, jika dibandingkan dengan orang standar, dia termasuk orang yang ganteng... Bahkan saat peristiwa perkenalan 'terlarang' itu aku yang dulu berfikir di depannya begini "Wah, iki bocah wong eksis ki, wes ganteng, keren, putih meneh.. kudu respek ki" (Translatenya : Wah, cowok eksis nih, udah ganteng, keren, putih lagi... harus respek nih) .... *nah -__-*.... Padahal... *nah -__- (lagi)*.

Perlu diketahui, setelah kegiatan MOPD yang melelahkan ini... Kelas permanen (kelas X) dibagi... dan hasilnya aku tetep stay di kelas X5 sementara Cahyo kebagian kelas X4... Tapi emang benar kok, pepatah itu... yaitu pepatah yang mengatakan "Emang jodoh gak kemana" *err.. ketoke bukan pepatah e -,-*... Ya, setelah masa-masa indah kelas X hilang... Takdir mempertemukan kita kembali di kelas XI... yaitu di SEPATU (SEbelas iPA TUjuh)... Oke, seiring takdir mempertemukan aku dengan Cahyo, satu persatu fakta telah kutemukan... dan menyadari bahwa Cahyo bukan seperti yang aku bayangkan dulu *heleh* *hahaha*... Ternyata dia bukan orang se-cool yang kukira, ternyata dia juga bukan orang yang eksis (dalam artian dapet nutrisi untuk dapat melahap semua event yang diberikan oleh sekolah... *hening*), namun kuakui dia putih *nah njuk ngopo*... Meskipun begitu, dia orang yang supel dan juga mesum #eh... Tapi dia termasuk orang yang licik, licik nya terletak dimana?.. Ya, liciknya terletak dimana dia dapat menutup kedoknya sebagai seorang mesum dengan embel-embel KHR (organisasi ISLAM di Smada) *-__-* *ora lho, yo.. mung geguyon hahaha*....

But overall... Cahyo itu orangnya supel dan baik... Untuk yang kedua ini (baik) itu udah ditunjukkannya jauh sejak setelah peristiwa perkenalan 'terlarang' itu... Dia baik karena, mau menjadi kacamata 'sementara' ku...

Baca Selanjutnya di Kacamata Tempur : Part VI

Sabtu, 04 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part IV


Semuanya sudah pasti... pasti masuk SMAN 2 Yogyakarta

Oke pagi itu aku berangkat ke sekolah untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan vacum dari dunia pendidikan...Seperti biasa aku diantar oleh ayahku menggunakan mobil (dulu belum naik motor)... Setelah sampai di seberang gerbang Smada, aku keluar dengan santainya dan seakan-akan tak tahu tentang apa yang kami *anak-anak MOPD* hadapi beberapa hari setelah ini...Oke sampai di gerbang 'kedua' SMADA aku melihat sosok yang tak asing lagi bagiku... Dan akupun tak perlu menggunakan ritual 'menyipit' itu karena orang tadi sudah tak asing lagi 'bentuknya' dan belum ada orang di angkatan 013 smada yang menandingi betapa 'lebarnya' dia... Siapa dia? Dia adalah Catur Martin Andrian (Martin) *teman sekelas SMP*...

Segeralah aku menghampiri dia... Kemudian aku menyapa tampang 'ndolok'nya... Dia pun menjawab dengan tampang 'ndolok'nya -,-...Oke, seperti orang-orang yang baru masuk SMA dan mendapati salah satu temannya bersekolah se-SMA dengannya, aku kemudian berbincang dengan Martin tentang nasib teman-teman SMP, teman-teman SMP yang juga sama masuk SMA ini, nasib teman-teman SMP yang 'ndolok', teman-teman SMP yang *bla bla bla*... pokoknya semua tentang SMP... Namun di tengah pembicaraan berlabel 'SMP' itu, kami para peserta MOPD dipanggil untuk segera masuk ke Joglo Smada... okay, I'm moving...

Sampai ke Joglo, aku segera menempati tempat duduk yang agak terbelakang (alias di belakang)... Oke disana tentunya dengan kemampuan 'menyipit'ku... aku berhasil menemukan teman-teman se-SMP ku bahkan teman SD ku... Dan akhirnya acarapun dimulai...

Seingatku acaranya itu, perkenalan dengan Smada dulu... kemudian tentang MOPD dan peraturan peraturannya... Tentang kakak kakak MWK, MP dsb... Dan yang terakhir pembagian kelas (sementara)...Oke tak ada masalah di dalamnya... tapi entah kenapa belakangku (tak tahu siapa) dua orang laki-laki dari awal sampai akhir acara itu, ngoceeeeh saja... entah membanding-bandingkan Smada dengan Smp nya (SMP 5 kalau ga salah), atau mengejek-ejek anak anak dari SMP lain... tapi setelah 1,5 tahun lebih bersekolah di Smada ini, aku dapat menyimpulkan salah satu dari orangnya adalah **** (disamarkan dengan alasan privasi)....Oke, singkat kata.. acara itu ditutup dengan pembagian kelas sementara (kelas MOPD) dan namaku akhirnya dipanggil kedua saat masuk di sesi kelas X5, setelah Cahyo Sadewo...

Setelah namaku dipanggil, aku segera bangkit dari tidur panjang *yo ora lah -,-*.. bangkit dari duduk maksudnya... dan segera ke utara Joglo untuk berkumpul sebentar menunggu teman-teman X5 yang lain... Tapi aku yang malah ditunggu oleh seseorang laki-laki... yaitu si Cahyo Sadewo... Dengan menggunakan gaya (sok)coolnya namun ada yang salah dengan nada suaranya dia mengulurkan tangan dan berkata "Salam kenal, nama kamu siapa?"

#nah -___-

Baca Selanjutnya di Kacamata Tempur : Part V

Kamis, 02 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part III

Ya, setelah peristiwa di prom night itu... LIBURAN *lagi*...

Aku seperti semakin menjadi-jadi untuk alasan ngegame ini... Dan mataku pun menjadi taruhannya... min ku kembali bertambah seiring aku menatap layar laptop baruku berjam-jam... Jadilah aku tak bisa lagi melihat kalender secara normal... namun harus melakukan ritual dahulu, yaitu ritual... 'menyipit' -,-...

Oke waktu cepat berlalu dan tibalah saat pendaftaran psb *apalah namanya -,-* berlangsung... Setelah berhari-hari memikirkan masa depanku mau dibawa kemana ini, akhirnya aku memutuskan untuk memilih SMAN 2 Yogyakarta sebagai pilihan pertama dan pilihan keduanya SMAN 7 Yogyakarta... Dan alhamdulillah aku berhasil menyikirkan para pesaingku dan melenggang mulus ke SMA 2...*keplok-keplok*...

Sebenarnya yang akan aku ceritakan ini tidak nyambung dengan judul (err tema lebih tepatnya) Kacamata Tempur... Tapi dengan alasan ketidakpentingan, ya walaupun tidak penting, aku tetap akan menceritakan ini....

Nah, waktu itu sudah memasuki *kira-kira* bulan Juli.. Itu artinya proses daftar ulang siap dimulai...Oke, diskip langsung ke Daftar Ulangnya... Nah, saat itu *siang-siang kalau ga salah*, aku berangkat dari rumah ditemani oleh ayah dan kakakku... Tentunya peralatan 'tempur' ku udah dipersiapkan dengan matang, so tak ada masalah di dalamnya... Dan, mobilpun sudah masuk ke pintu gerbang SMADA, seperti dugaanku saat SD *perlu diketahui aku pernah bersekolah di SDN Tegalrejo I (deket SMADA) dan saat itu aku sering menduga-duga tentang SMADA* SMADA adalah SMA yang kecil 'bentuknya' dan tidak lebih luas dari SD ku sendiri... Namun dugaanku itu langsung kandas seiring mobil masuk di gerbang 'kedua' (alias masuk ke pelataran sekolah) ... Di sana aku dapat menyimpulkan bahwa yang kecil dari SMADA hanya bagian depannya saja, tidak dengan bagian tengah dan belakangnya yang terlihat luas... So, aku berpesan pada kalian "Don't see the person just from its physically" *nah opo hubungane -,-*

Oke, setelah puas melihat-lihat SMADA dan sekitarnya *dengan ritual 'menyipit' tentunya* kemudian aku segera masuk ke kelas yang bertuliskan 100*berapa lupa* - 100 *berapa lupa* yang nomor ku masuk smada ada di antaranya...

Masuk ke kelas itu, kami *aku beserta ayah dan kakakku* berhadapan dengan seorang guru *lupa siapa dia karena blawur* dan diberi beberapa formulir untukku isi nanti... Setelah formulir di genggaman, kami segera menghampiri sebuah meja kosong dan segera duduk di kursinya... Namun saat otw menuju meja itu, samar-samar terlihat sosok laki-laki yang tidak asing bagiku...Meskipun belum kenal tapi aku sering melihat wajah galaunya saat menunggu bis tak jauh juga dari aku yang sedang menunggu bis juga (alias tempat nunggu bisnya sama-,-)... Dan aku langsung menyimpulkan bahwa dia adalah alumnus SMP 8 yk sama seperti aku juga...

Setelah mendapat posisi duduk yang 'klep' aku segera menuntaskan formulir itu... Di saat otw (lagi) menuju penuntasan formulir.. tiba-tiba orang yang tak asing tadi menghampiri kakakku dan dengan gaya sok coolnya   namun di kepala agak berkeringat Ia berkata "Mbak boleh pinjam tipeknya?"... Kakkaku pun membolehkannya dan segeralah ia kembali ke tempat duduk asalnya... Selang beberapa detik Ia kembali dengan membawa tipekku dan dengan tambahan satu tetes keringat di kepalanya Ia berkata kepada kakakku "Terimakasih" dibarengi dengan emote ':)'...

Itulah sekelumit tentang proses pertamakalinya aku bertemu dengan seseorang di SMADA yang saat itu belum ku kenal yang nantinya kukenal sebagai seorang.... Angga Dewanto

Baca selanjutnya di Kacamata Tempur : Part IV