Sabtu, 28 Desember 2013

Butuh Pembiasaan

Aku merasa masih sangat butuh pembiasaan. Ternyata menerima yang baru dan melepaskan yang terlalu terkenang tak semudah membalik telapak tangan. Sudah tidak ada si A, si B, si C maupun yang lain-lain, yang biasanya selalu berada ditempatnya. Itu semacam meraba-raba sesuatu yang tadinya ada, tetapi sekarang hanya meraup udara kosong. Dan mengisi kekosongan ganjil itu tak semudah yang sebelumnya aku bayangkan.

Ah, sesungguhnya aku kangen kalian semua teman. Beruntunglah aku punya teman seperti kalian.

Senin, 16 Desember 2013

Twitter

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya. Atau lebih tepatnya hanya aku yang bertanya-tanya. Sebenarnya, apa sih fungsi utama twitter itu? Banyak orang befikir, ngapain sih hal seperti itu dipertanyakan, dipermasalahkan, diperdebatkan, toh nggak ada faedahnya, nggak bisa buat hidup... dan aku juga kadang berfikir seperti itu. Tapi melupakan pertanyaan seperti itu justru semakin menggodaku untuk memikirkannya dan mungkin menjawabnya.

Setiap jengkal materi di dunia ini diciptakan oleh Allah SWT pasti ada alasannya. Semisalnya, sehina-hinanya makhluk seperti belatung diciptakan, tetap belatung punya alasan untuk berada di dunia fana ini. Belatung diciptakan untuk mengurai jasad-jasad renik, selain itu, belatung diciptakan untuk sering menjadi bintang film dalam sinetron-sinetron religi yang butuh mendramatisir azab Allah SWT. Nah, sama halnya dengan belatung, twitter dibuat karena ada alasannya. Dan, alasan AWALNYA adalah sebagai sarana penyebaran informasi secara cepat.

Sekarang, agaknya fungsi tersebut jika dilihat-lihat semakin bergeser menjadi semacam satpam yang siap menerima 'laporan' dari warganya. Kadang juga berubah menjadi sahabat yang siap menerima curhatan. Atau jika dicermati lagi bisa menjadi ladang tempat dosa-dosa tumbuh subur.

Jika kalian belum mengerti, mari saya jelaskan. Yang pertama, twitter sekarang menjadi semacam tempat 'laporan' para penggunanya. Misalnya, sehabis mandi ngetwit "Ah~ Just took a bath, udah macak ganteng nih B)", atau sesaat sebelum kuliah ngetwit "TA nggak ya?? hujan nih twips~" dan lain sebagainya. Sebenarnya esensi dari ngetwit begituan apa sih? Pengen buat seluruh dunia tau kah? Atau pengen direply, diretweet atau difavorite? Sesungguhnya kesenangan akhirat lebih menyenangkan dibanding kesenangan dunia. Tapi sesungguhnya kesenangan dunia lebih menyenangkan dibanding kesenangan dunia maya. Meskipun begitu, aku dibuat sangat miris oleh diriku sendiri, ya karena hal seperti itu juga sering aku lakukan T_T.....

Yang kedua twitter sebagai sahabat yang siap menerima curhatan... Aku tak mau membahasnya, karena aku lebih banyak melakukannya dibanding yang pertama T___T

Yang ketiga, twitter sebagai ladang tempat dosa-dosa tumbuh subur. Agak mengerikan ya, tapi itu memang faktanya. Dosa yang saya maksud adalah Riya'. Saya sangat prihatin, riya terjadi dimana-mana di seantero twitter. Contohnya saja kalau, hari senin atau kamis banyak yang ngetwit "ah~ surga~ baru aja nyantap takjil gratis nih :)". Bahkan yang menurut saya lebih parah, ada yang ngetwit "happy breakfasting ^_^" + foto takjilnya.

Nah, meskipun begitu tanpa kehadiran ketiga hal tersebut, twitter juga akan tidak semenyenangkan sebelumnya dan bakalan tidak ramai. Tetapi juga harus diingat bahwa, melakukan ketiga hal tersebut dapat menebabkan impact yang sesungguhnya tidak baik bagi diri sendiri. Jadi, apa solusinya? Ya mungkin dalam mengetwit selalu diusahakan dipikirkan dahulu masak masak. Jangan sampai twit kita tidak memberi manfaat atau justru membuat gusar orang lain. Selalu ingat bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang memberi manfaat kepada manusia lainnya. Begitu juga twit. Sebaik-baiknya akun twitter adalah yang memberi manfaat kepada akun twitter lainnya.