Selasa, 07 Februari 2012

Sepotong cerita di langit sore

Oke, Selasa, 7 Februari 2012 merupakan hari yang... errr biasa saja.. nothing matter on that... Tapi ada matternya saat setelah semua kegiatan di hari itu hampir selesai atau kata lain di sore hari.. Ini bukan merupakan cerita absurd ataupun apa... Namun hanya merupakan sebuah *errr* renungan (kalo buat aku)... Okay daripada kebanyakan basa basi let's get started saja...

7 Februari 2012.. Semuanya berjalan secara lancar, dan alhamdulillah tak ada rintangan di dalamnya... Oke, flash back ke tanggal 6 Februari, sebenarnya jauh dari tanggal itu aku beserta Rini dan Angga sudah memplanning untuk mengikuti sebuah pameran komputer di JEC. Namun di tanggal itu juga, ternyata diadakan sebuah meeting untuk para panitia TO (aku ada di dalamnya) saat pulang sekolah.. So, akhirnya aku dan Angga sepakat untuk mengundur acara JEC-nan nya di tanggal 7 Februari...

Bel pulang berbunyi, itu tandanya aku dan Angga siap ke JEC (kenyataannya aku dan Angga siap untuk menggarap Drama nya Bu Murti *nah-,-*)... Oke setelah semuanya clear (mengerjakan drama) jadilah kami cus ke JEC... dan tentunya beli beli sesuatu di sana...

Setelah berhasil melucuti isi dompet, kami akhirnya keluar ruangan (JEC)... Karena untuk melucuti dompet, kami butuh kaki untuk berjalan ke stand dan karena berjalan, kami membutuhkan kalori dan karena kami kehilangan kalori, akhirnya kami kecapean bercampur dengan kehausan maka kami membeli cendol Rp 5000 yang niscahya dapat menghilangkan rasa kehausan kami...Dan duduk untuk dapat menikmatinya...

Sembari duduk-duduk... kami berbincang tentang sesuatu... dan saat berbincang-bincang, aku baru sadar kalau hari sudah mulai sore... Dan entah kenapa saat memandang sinar-sinar keemasan itu, aku jadi teringat sesuatu... Namun entah kenapa aku belum bisa ingat itu apa... Namun rasanya itu sangat familier dan 'hangat' jika hinggap di tubuh... Yang jelas sinar-sinar keemasan tadi mengingatkanku pada masa kecilku dulu... Semua ini seperti De Ja Vu

Setelah tetes terakhir cendol Angga transit ke lambungnya... Kami memutuskan untuk pulang... Oke saat perjalanan pulang aku kembali dihadapkan dengan pemandangan super indah yaitu langit sore... Berhubung aku memilih rute dari selatan bantulan sampai ke rumah, tentunya aku dihadapkan dengan hamparan luas sawah membentang dimana-mana *alay*, dan aku pun terkesima karena keindahan padi-padi itu yang menghamburkan cahaya keemasan matahari sore ke semua penjuru selatan bantulan.. sungguh subhanAllah semua ciptaan Allah ini...Bahkan saat aku mendongak ke atas terdapat segerombolan awan emas yang melayang di atas sana...Namun yang paling mengesankan adalah, ketika aku bersama motorku lewat palang pintu kereta api...

Ya, di bantaran rel kereta api itu terdapat banyak ibu-ibu anak-anak bahkan bapak-bapak juga yang berkumpul menghabiskan waktu sore yang indah itu.... Dan akupun langsung tahu apa tujuan mereka berkumpul di sana.. Yaitu menunggu kereta api lewat..

Aku pun segera tersadar bahwa yang aku ingat saat duduk di depan JEC tadi adalah masa saat aku masih seumur anak TK dan setiap sabtu sore diajak oleh bapak untuk meluangkan waktu sore hari di stasiun lempuyangan dan menunggu kereta api lewat di stasiunnya... Aku duduk di tangga depan JEC itu seperti aku duduk di bantaran rel yang lebih tinggi daripada relnya, Angga sebagai Ayah ku dan depanku adalah rel dilengkapi dengan suasana sore hari yang syahdu.. Dan aku duduk dibantaran menunggu sesuatu yang tak pasti... yaitu menunggu kereta lewat...

Sampai sekarang aku masih ga tahu apa sih serunya menunggu kereta api lewat... Tapi entah kenapa aku bisa merasakan sensasi menonton sesuatu yang tak pasti itu... Seperti ada sebuah kelegaan setelah kereta api itu lewat... dan segeralah aku meneriakkan "Ana sepul mbak! pak!"

Aku ngakak sendiri kalau nginget masa masa lalu ku yang 'absurd' kayak gitu... Tapi di tengah kesenangan itu, aku terkadang sedih juga... Mengapa semua ini berjalan terlalu cepat?... Bagaimana kalau saking cepatnya sampai-sampai aku sudah sakit-sakitan diranjang, padahal dosa masih jauh lebih banyak daripada pahalanya?... Mau dibawa kemana aku nanti saat sudah mati?... Ingat setelah sore hari pasti tibalah malam hari... Sesudah yang indah indah terbitlah kegelapan yang mencekam... Sama seperti hidup kita, setelah masa senja terbitlah masa hitam kelam, yaitu masa ketika kita sudah mati nanti...So, pesan dariku buat kalian (termasuk aku), hargailah waktu kalian... Pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya dan Jangan sekali-kali menyianyiakan waktu...Karena waktu tak bisa diputar kembali *hang ending #eh*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar