Rabu, 15 Februari 2012

Kacamata Tempur : Part VII

Setelah berjibaku selama tiga hari untuk mengarungi kejamnya MOPD *lebay-,-*, akhirnya acara itu ditutup di sore hari yang syahdu itu... Memang MOPD sudah berlalu.. namun 'bahaya' LBB sudah mengintai di depan mata...

Oke, setelah MOPD selesai.. pagi hari berikutnya *hari Kamis kalau ga salah*.. Mulailah kehidupan SMAku secara 'normal' bersama dengan kelas fenomenal.. kelas X5... Mengapa fenomenal? kapan kapan tak jelasin...

Pagi itu, seperti biasa aku berangkat diantar oleh ayahku dengan mobilnya... Namun ada yang berbeda dipagi itu... Di dalam perjalanan biasanya aku ga galau suatu apapu..., tapi kali ini berbeda, di perjalanan aku galau sembari berdoa-doa kepada Allah agar setidaknya diberi kelas yang pas buat aku, yang nyenengin dan yang pasti.. kelas yang gayeng... Dan akhirnya doaku pun terkabul meski tentunya belum kurasakan pada waktu itu..

Setelah mobil, sampai di seberang gerbang Smada, aku segera turun dan berjalan kaki untuk masuk ke Smada.. Dengan ritual 'itu', aku dapat menangkap *melihat lebih tepatnya* raut muka teman-teman se-angkatan yang tidak stress lagi.. mereka terlihat santai.. begitu juga aku... Sejenak aku berfikir, kenapa mereka *termasuk aku* bisa tak stress lagi... dan aku pun langsung mengerti,... mereka bisa tersenyum lagi karena kalau biasanya mereka terkena 'serangan fajar' dari para MPTTS (Serangan fajar MPTTS = Setiap pagi di sekitar gerbang Smada, para peserta MOPD dibentak-bentak dan disuruh untuk segera berkelompok dan mengingat ingat nama setiap orang di kelompoknya itu), dan sekarang tidak... So, mereka akhirnya bisa tersenyum :)...

Oke, karena kelas sudah diacak, maka sudah pasti kewajibanku untuk melihat satu persatu print printan daftar nama di depan kelas... Dimulai di kelas X1... Namaku tak ada... di kelas X2... Namaku (juga) tak ada, namun... *aaah lupakan saja -,-*... di kelas X3... Namaku tak ada, namun ada M. Faliq Harvian *temen SMPku*... di kelas X4... Namaku tak ada (lagi), namun ada satu yang menyita perhatian, di sana tercantum nama 'Cahyo Sadewo'... di kelas X5... Akhirnya ada namaku disana,. di nomor urut 18... Jadilah aku stuck di sana dan celingak celinguk...

Akhirnya aku memutuskan untuk masuk kelas dulu... Dan menaruh tas ku di sebelah pojok kiri belakang kelas... Disaat aku akan keluar kelas aku bertemu dengan seseorang yang tak asing lagi di mataku... Dia adalah Donat (nama orang).. adalah seorang gento dari SMPN 8 Yk (NB: yang kutahu dulu... Tak seperti kenyataanya)... Ya, dia menyapaku dan melakukan sedikit percakapan basa-basi... "Weh, koe neng kene o?? (Lho, kamu disini ya?)".. Aku menjawab "Ho.o (iya)".. Dia menjawab "Owh, oke oke"...

Kalau melihat Donat itu, aku jadi teringat seseorang di SMP yang sukanya tertawa sendiri ga jelas, dan kalau tertawa pun pakai aksen locat loncat kayak katak... Kemudian, sering ga jelas sendiri, sering juga ngapeli temen kelas ku Zikri (laki-laki) untuk membincangkan sesuatu yang aneh seperti Zikri jadi guru dan seseorang itu jadi muridnya dan tentang chi, tentang ilmu-ilmu gaib apalah... Dan tahukah kau seseorang itu siapa?... Dia adalah Donat itu sendiri -,-

Baca Selanjutnya di : Kacamata Tempur : Part VIII

NB: XXXXXX5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar