Rabu, 16 Juli 2014

China atau Jerman? Kuharap Keduanya, Kontraktor

Beberapa hari ini aku sedang membaca 'How to Master Your Habits'nya Felix Y. Siaw. Seperti buku-buku motivasi lainnya, bacaan ini berhasil membuka mataku terhadap sesuatu, dalam hal ini habits atau kebiasaan. Aku sangat terkejut ketika Felix Y. Siaw mengemukakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan pembiasaan, dengan kata lain, tiga puluh hari minimal diperlukan untuk membentuk kebiasaan. Benakku pun melayang, mencari pembuktian teori ini. Tak lama kemudian aku menahan tawaku seraya berkata dalam hati 'Oh iya!'

--------------------------------------------------------------------------------------------

Alkisah, di awal bulan Juni tahun 2014, aku bertanya-tanya mengapa jalan depan Masjid Kampus UGM macet, tidak seperti biasanya yang seakan tanpa hambatan. Tak beberapa lama kemudian, aku pun tahu penyebabnya. Sepertinya ada penggalian saluran drainase yang menyita satu ruas jalan arah Utara-Selatan, sehingga pengguna lajur Selatan-Utara harus rela berbagi tempat dengan pengguna lajur arah sebaliknya.
Masalah baru pun muncul, karena keadaan luar biasa ini, pengguna lajur Selatan-Utara mau tidak mau harus melewati tepian sisi kiri yang DULUNYA jarang dilewat. Lho, kenapa jarang dilewati? Sepertinya kalian harus melihatnya sendiri. Jalan tepian kiri ini sangat amblas karena piringan tutup drainase, sehingga bagi motor yang melewati tepat diatasnya mempunyai probabilitas shok rusak yang cukup besar dan dapat merontokkan mood pengemudinya. Ya, semua orang berusaha menghindarinya. Semua orang tak terkecuali aku,
Sekarang, pertengahan Juli tahun 2014, semua orang yang telah bertekad menghindarinya sepertinya berhasil melakukannya. Frekuensi orang sial terkena ranjau tutup piringan drainase berkurang drastis semenjak Juni 2014. Mengapa ini bisa terjadi? Tepat seperti yang Felix Y. Siaw kemukakan! Ini mengenai 30 hari pembiasaan. Kebiasaan menghindari tutup drainase selama lebih dari 30 hari.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi yang menjadi sorotan pada post ini bukanlah tentang pembiasaan atau Felix Y. Siaw, tapi tentang sang kontraktor. Aku memang bukan seorang mahasiswa teknik. Aku juga tidak mengerti apapun tentang masalah konstruksi atau pembangunan segala sesuatu.  Tapi menurutku kontraktor Indonesia itu kalau membangun apa-apa rasanya terlalu lama, lambat sekali. Entah itu memang seharusnya begitu, atau seharusnya bisa lebih cepat.
Yang jelas, kalau aku dengar dari teman atau baca dari mana saja, sepertinya kontraktor di negeri luar, khususnya China, sangat bekerja sangat cepat dalam pembangunan. Contoh konkritnya... coba baca ini http://www.ilmusipil.com/china-bangun-gedung-30-lantai-dalam-waktu-15-hari , dan bandingkan dengan contoh di atas. Bayangkan! China membangun gedung 30 lantai dalam 15 hari,  sedangkan Indonesia membangun saluran drainase depan maskam 30 hari lebih belum selesai! Sangat miris T_T.
Selain itu, kualitas hasil pembangunan kontraktor lokal sangat memprihatinkan. Paling jelas ketika ada perbaikan saluran drainase di jalan. Memang, saluran drainase sudah diperbaiki, tapi bekas perbaikan masih membekas, meninggalkan sesuatu yang tidak enak dipandang dan merusak kenyamanan mengemudi di jalan. Tak lama kemudian, mungkin 6 bulanan, jalan akan dibongkar lagi, saluran drainase akan diperbaiki lagi. Sangat terlihat kerja kontraktor yang kurang berkualitas, baru beberapa bulan saja harus diganti kembali. Hal ini sangat kontradiktif dengan Jerman. Kalian tahu? Mobil Mercedes-Benz dirancang bukan untuk beberapa tahun kedepan pemakaian, akan tetapi untuk selama-lamanya! Bisa kita bayangkan bagaimana kualitasnya.
Begitulah keadaan kontraktor Indonesia. Memprihatinkan. Aku, mungkin lebih tepat kita, hanya bisa berharap  kontraktor Indonesia bisa meniru filosofi China, mengerjakan segala sesuatunya dengan cepat. Atau bisa juga meniru filosofi Jerman, membuat sebaik-baiknya segala sesuatu. Atau akan sangat lebih baik jika meniru kedua-duanya, cepat dan berkualitas!






Tidak ada komentar:

Posting Komentar