Minggu, 27 November 2022

Taufik Hidayat was reborn

 Hi all. Here with me again :)

Alhamdulillah, after some years, last night I've played badminton again.

------------------------------------------------------------------------------------------------

    Sebuah kerandoman yang hakiki. Malam jumat bukannya beribadah melaksanakan sunnah dengan mahramnya (maaf, memang belum punya haha) malah bemain badminton dengan rekan kerja. Ya, sedikit bersyukur kemarin sore hujan sendu turun mengguyur sore kota jogja, sehingga menyurutkan niat untuk pulang tepat waktu. Daripada kehujanan dengan pulang ke rumah, maka aku memutuskan untuk mengiyakan ajakan teman bermain badminton jam 8 malam nanti.

    Setelah dinner, kami bergegas untuk menuju lapangan badminton yang ternyata jaraknya tidak lebih dari 2 km dari kantor, cukup dekat. Sedikit mengamati nama lapangan ini, mengandung merk sebuah franchise rumah makan steak commercial ternama di Jogja dan embel-embel "badminton academy" di belakangnya. Jika bisa menerka-nerka mungkin lapangan ini adalah salah satu project CSR dari franchise untuk menelurkan bakat pebadminton di Jogja, semacam PB Djarum mungkin haha. Sangat penasaran jika memang demikian.

    Sebenarnya aku agak malu ketika akan masuk lapangan. Berbekal kostum seadanya (polo shirt hitam lurik putih horizontal, jeans biru butut yang sedikit kegedean, dan sepatu New Balance leisure) aku masuk lapangan bersama teman-teman. Raket sewaan 15 ribu kugenggam erat di tangan. Yah, beginilah nasib main badminton dadakan.

    Menebarkan pandangan ke sekitar, ternyata di gedung ini ada tiga lapangan dengan pencahayaan yang sangat memadai. Untuk lapangan yang disewa dengan biaya 100 ribu per dua jam, tentunya ini terbilang sangat murah. Dua lapangan lain terlihat sedang digunakan grup penyewa lainnya. Kami mendapat lapangan yang paling dekat dengan pintu utama. Alhamdulillah, cocok sekali jika terjadi apa-apa yang memalukan, kami tinggal ngacir keluar hehe :D.

    Pemanasan sederhana kami lakukan sebelum memulai pertandingan. Kami berempat bermain sebagai ganda campuran. Sedikit profil pemain, ada satu bapak tiga anak usia tiga puluhan dengan tiga orang lain single usia dua puluhan. Agak was-was sih sama kondisi lengan kananku yang mudah kambuh dislokasi, dulu waktu SMA pernah robek karena salah melempar bola sebagai kiper futsal. Pertandingan pun dimulai.

    Awalnya agak ragu-ragu dalam mengayunkan raket. Ternyata selang berapa lama, baru ingat dan menyadari bahwa bermain badminton semenyenangkan itu bagiku :)

    Untuk penempatan arah kok yang biasa, aku bisa mengatasinya dengan mudah. Cukup terkejut sih mengingat sudah lama banget ga main badminton. Mungkin yang masih jadi soal itu gimana koordinasi sama rekan setim karena kami main sebagai ganda campuran. Kadang kok melaju tepat di antara kami, yang selanjutnya tercipta adegan kedua pemain diam karena nggak tau yang mau ambil siapa. Persis kayak kerjaan yang ada di area abu-abu, kadang nggak ada yang mau take responsibility haha.

     Beberapa kali dari arah kok yang mudah dilahap aku menyontekkan smash ke area lawan. Di antaranya yang beruntung, drop shot berhasil kulancarkan. Langsung berasa jadi Taufik Hidayat hehe.

Overall, bermain badminton menyenangkan sekali, please yang mau main di Jogja ajak aku haha.

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar