Minggu, 02 Maret 2014

3 Cara Mengenali Dosen

Dosen... dosen... dosen....

Dosen, adalah seonggok makhluk yang.... ah saya terlalu hiperbola. Pada hakikatnya, dosen juga manusia. Mereka butuh makan, minum, tidur juga buang air, sama selayaknya manusia hidup. Mungkin jika dalam dunia kebahasaan, makna dosen sendiri telah mengalami peyorasi. Dulunya dosen berarti seseorang yang mesti dihormati. Sekarang, di era milenium ini, dosen berubah makna menjadi seseorang yang menyebalkan*. Entah evolusi bagaimanakah yang dapat mengubah makna dosen tersebut. Yang jelas, evolusi tersebut memakan waktu yang panjang dan berpuluh angkatan telah ambil bagian menyumbangkan buah pikirannya (lebih menyerupai cacian daripada buah pikiran, sebenarnya).

Ah sudahlah.

Oke, mengenali dosen itu penting bagi para mahasiswa. Ada banyak alasan mengapa bisa demikian. Mungkin bagi para teman-teman yang sudah mencicipi bangku perkuliahan sudah mengerti, jadi tidak usahlah saya uraikan di sini.

Selama sesemester lebih beberapa minggu ini, saya telah secara diam-diam melakukan penelitian bagaimanakah cara mengenali dosen (jangan percaya). Nah, ternyata ada banyak cara mengenali dosen, entah itu yang sudah selama ini kita tahu atau yang benar-benar tak kita ketahui. Nah, berikut ini adalah beberapa cara mengenali dosen :

1. Bacalah nama dosen
Nah ini penting sekali bagi seseorang yang belum pernah bertemu sama sekali dengan subyek (dosen). Biasanya saya dan teman-teman sering membaca nama beserta gelarnya untuk mengira-ngira bagaimana 'perangai' subyek ketika di dalam maupun luar kelas.
Bagaimana cara mengira-ngira? Pertama kita perhatikan namanya. Contoh: bila subyek bernama 'Suratin' (hanya contoh, tidak cenderung kepihak manapun), berarti dapat diperkirakan bahwa si subyek berumur 45an keatas karena namanya masih masuk dalam angkatan jawa lampau (yaitu angkatan dimana biasanya sebuah keluarga dari jawa terdiri atas sepasang orang tua dan memiliki lebih dari 5 anak, menganut sistem banyak anak banyak rezeki dan sistem nama anak singkat agar orang tua mudah menghapal nama anak-anaknya). Contoh lainnya : nama subyek 'Darmawan Aji Santoso' (hanya contoh, tidak cenderung ke pihak manapun), kalau yang seperti ini dapat diperkirakan berumur 35an ke bawah. Karena biasanya angkatan ini memiliki nama yang panjang dan sudah menggunakan dasar bahasa Indonesia (dalam contoh, kata 'darmawan' dari kata 'dermawan'). Coba tengoklah nama anda, kurang lebih sama kan?
Setelah mengetahui kemungkinan umur subyek, kita harus menyocokkan perkiraan umur tersebut dengan teori. Nah, teorinya, semakin tua seorang subyek, maka semakin killer (tegas) subyek tersebut.... Maka perlakuan kita terhadap subyekpun pesti berbeda.
Pengetahuan terhadap subyek dapat kita perbaiki lagi dengan cara membaca gelarnya. Contohnya, jika subyek memiliki gelar Prof... maka kita seyogyanya harus memastikan dan menguasai benar benar apa yang akan kita perdebatkan dengan subyek. Karena sesungguhnya, mereka pintar. Pintar sekali. Contoh lainnya, jika dosen hanya memiliki satu gelar dan itu pun gelar baru (STP, SS, SI dll), maka jangan terlalu takut untuk berdebat dengan subyek (biasanya mereka masih labil. meski tetap pintar). Dan biasanya subyek yang seperti itulah yang masih beraroma seperti guru.
Meski begitu cara pertama ini tidak terlalu ampuh untuk mengenali dosen, karena contohnya bisa saja ada dosen yang berumur 60an tapi tidak killer, tak selamanya yang bernama 'kuno' adalah orang berumur 45 keatas (saya punya teman bernama 'Joko Sutanto' berumur 18 tahun, sehat) dll. Margin error cara ini bisa mencapai 35%. Cara pertama ini cocok hanya saat kita belum benar-benar bertemu dengan subyek namun harus berurusan dengannya beberapa jam kemudian.

2. Tanya kepada kakak angkatan
Nah ini, ini lebih ampuh dibanding sebelumnya. Kakak angkatan, dengan segala pahit getir, suka duka, senang susahnya berhubungan dengan subyek pasti dapat menjadi sumber informasi yang berharga. Akan tetapi, pilihlah kakak angkatan yang sedikit menaruh rasa emosional pada subyek. Jangan sampai kita memilih yang sudah terlalu banyak memendam rasa pada si subyek. Bukannya mendapat informasi berharga justru diberondong oleh curhatan kakak angkatan, atau bahkan cacian. Biasanya kakak angkatan yang seperti itu mempunyai satu pengalaman khusus dengan subyek. Pengalaman pahit mungkin. Sehingga dia hanya memberi informasi yang negatif-negatif saja, padahal si subyek justru memiliki banyak hal positif.

Jadi tinggal pintar-pintarlah kita memilih kakak angkatan yang tepat. Margin error dari cari ini berkisar antara 5- 30%. Semakin kecil margin error maka semakin tepat kita memilih kakak angkatan.

3. Perhatikan detail dosen
Saat subyek mengajar anda, untuk mengenali si subyek, anda harus memperhatikannya sekaligus memperhatikan materi yang dibawanya.
Contoh:

((Kondisi)) ---> ((Maka)) ---> ((kesimpulan))

Dosen berkerudung ---> Dosen beragama islam---> Sapalah dengan salam islam.
Dosen tidak berkerudung ---> Dosen bisa beragama apa saja ---> Sapalah dengan salam indonesia
Dosen menggunakan kalung salib ---> Dosen beragama antara kristen atau katolik ---> Jangan pernah sekalipun disapa dengan salam islam
Dosen menerangkan menggunakan LCD sambil duduk ---> Dosen malas ---> Nilai IP matkul tersebut lama keluar
Dosen menyuruh mahasiswa untuk membuat presentasi ---> Dosen malas ---> Nilai IP matkul tersebut terakhir keluar
Dosen berjilbab ---> Dosen kurang modis ---> Jangan pernah menyinggung mode baju zaman sekarang
Dosen berhijab ---> Dosen modis ---> Pakailah hijab kreasi baru (hijab kereta kelinci mungkin?) saat kuliah dosen tersebut. Rasakan sensasinya.
Dosen suka tertawa dan mahasiswa tertawa ---> Dosen humoris ---> Selama satu semester kalian berbahagia.
Dosen suka tertawa dan mahasiswa tidak tertawa ---> Dosen gayus ---> Pura-pura tertawalah untuk menyenangkannya
Dosen tidak suka tertawa dan mahasiswa tidak tertawa ---> Dosen killer ---> Ambil tempat duduk dibelakang pojok. tutupi mukamu dengan tirai. tidurlah.

Nah itulah tadi 3 cara mengenali dosen. Ambilah manfaatnya buanglah yang buruk buruk. Terimakasih :))

-----------------------------------------------------------------------------------------
*tidak semua orang mengatakan dosen itu menyebalkan. Dosen juga manusia. Beberapa dosen kelewat baik malah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar