Oke, pada post ini saya tidak akan membahas tentang sarkasme atau kebahasaan yang lainnya. Sesuatu hal yang kontradiktif (berlawanan) adalah yang akan saya bahas. 'Kopi panas rasa dingin', agaknya perusahaan berusaha menciptakan produk yang out of the box. Dan sesungguhnya, salah satu cara untuk menciptakan produk yang out of the box adalah pembuatan produk yang berkiblat pada kata 'kontradiktif'. Contoh produk 'kontradiktif' lainnya, es krim goreng (es krim kok digoreng) dan masih banyak lainnya (ingat, bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif dalam urusan kuliner. Saking kreatifnya sampai sampai plastik dibuat makanan).
Nah sekarang, pertanyaannya, mengapa harus produk 'kontradiktif'? dan apakah prospek produk 'kontradiktif' semenjanjikan itu? Akan coba saya jawab. Pada semester I ini, di mata kuliah kimia organik, saya diajar oleh dosen yang lebih mirip tentor Ujian Nasional daripada dosen. Dalam pelajarannya (kadang dalam banyolannya) dia sering mengatakan kaidah 'like dissolve like' (sejenis melarutkan sejenis). Nah, itulah yang saya rasa menjadi pegangan para pemangku perusahaan untuk memasarkan produk 'kontradiktif'nya. Para pemangku perusahaan itu memegang prinsip sejenis melarutkan sejenis, yang dalam kaitan post ini, berarti produk 'kontradiktif' laku dalam zaman 'kontradiktif'. Naaah. Zaman 'kontradiktif'. Sesungguhnya kita sekarang berada dalam zaman 'kontradiktif'. Banyak hal sudah berbeda. Sudah berlawanan. Yang baik menjadi buruk sedangkan yang buruk menjadi baik. Yang umum menjadi khusus, yang khusus menjadi umum. Sebagai contoh, dulu Nabi menyunahkan, jika keluar rumah, umat laki-lakinya memakai wewangian sedangkan umat perempuannya tidak menggunakan wewangian agar tidak mengundang hasrat pria. Akan tetapi sekarang, jika kalian pergi ke mall, yang terjadi justru sebaliknya, banyak wanita wanginya, wuh semerbak sampai tumpeh tumpeh sedangkan para prianya justru kurang wangi dibanding wanita atau bahkan lebih bisa dikatakan sebagai prengus X)).
Untuk tambahan, dalam kitab Jangka Jayabaya disebutkan sekarang kita ada di zaman edan. Seperti yang dapat ditebak, dengan kaidah like dissolve like, beberapa perusahaan sudah memproduksi sesuatu yang 'edan', tidak masuk dinalar, meski dengan jumlah yang masih sedikit.
Oke, sampai di penghujung post. Jadi apa yang dapat kita petik dari post ini? Nah, bagi yang akan membuka usaha dapat dicoba memproduksi sesuatu yang out of the box dengan menggenggam prinsip 'kontradiktif'. Mungkin usaha anda akan laris manis. ya, mungkin. mungkin kalau semua yang saya tulis ini bukan sekedar gurauan. Saya hanya mencoba memberi prespektif yang berbeda, jangan dimasukin hati :))
Pieeee nok ? wkwkwk
BalasHapus