Senin, 24 Juni 2013

Indonesia, tentang Kenaikan Harga BBM

Halo blops. malam. Sudah sejak lama sekali kita tidak bertemu. Sebenarnya blops, aku kayaknya butuh 'buku itu' so badly :| . Setelah terjadi serangkaian kejadian, serangkaian pengalaman tepatnya , entah itu menyenangkan maupun sebaliknya, banyak yang pengen banget aku tulis di blog ini. Tapi, yang akan kutulis itu... terlalu pribadi untuk ditulis diblog... nggak lucu kalo aku mengumbar privasi seorang dayadex ditelanjang di dunia maya yang serba terbuka ini. Jadi, that's alasan mengapa selama ini aku tidak mengepost sesuatu selain memang aku agak sibuk (sebenarnya nggak sibuk sih, tapi aku merasa sibuk. Tapi nak ra merasa sibuk kayaknya yo ra afdol sih. lho pie kui?)

Btw, WA (WhatsApp)-an sama Wildan tiga hari lalu, cuma menambah kebimbangan, menambah pikiran wild, seharusnya kamu tahu itu, dan seharusnya aku jangan memikirkan anything tentang itu dulu :|

Oke, post ini, sebenarnya menjadi post pelampiasan kebimbangan (karena kegalauan sudah terlalu mainstream) dan media untuk belajar membuat essai atau artikel atau.... (aku nggak tahu namanya sih sebenarnya......) guna mengasah kemampuan dalam berjurnalistik, karena kemampuan jurnalistik ku yang seharusnya sudah diasah sejak SMA hilang entah kemana setelah aku terjerumus dalam sekte yang setia aku anut saat itu.... yaitu sekte 'copy-paste' .

Well, let see..



---------------------------------------------------------------
INDONESIA, TENTANG KENAIKAN HARGA BBM
oleh Seorang Dayadex

Akhir-akhir ini, rakyat Indonesia dihebohkan dengan kabar naiknya harga BBM. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, SPBU selalu dipadati 'pengunjung' tiap kali isu kenaikan BBM merebak. Berbagai kalangan ikut meramaikan 'hajatan' yang tak selalu ada dan tak terjadwal tersebut, dimulai dari yang memang akan kehabisan bensin di tanki motornya, kemudian dari yang membawa jirigen besar-besar dan banyak-banyak dengan tujuan menimbun bensin, dan terakhir, dari kalangan yang beralibi mengisikan tanki besar motor RX-King miliknya dengan tujuan yang sama, karena di hari sebelumnya dia dilarang oleh petugas SPBU membawa jirigen besarnya.

Pro dan kontra selalu setia menemani perjalanan naik turunnya harga BBM sejak zaman rezim Soeharto masih berjaya hingga saat ini. Polanya selalu sama dan mudah ditebak. Di pemerintah, yang pro tentu diusung oleh parta-partai pendukung pemerintah, sebaliknya yang kontra tentu diusung oleh para partai oposisi pemerintah. Tapi kenaikan BBM saat ini, menunjukkan gejala anomali, ketika PKS, sebagai partai pendukung pemerintah, malah membuat perkara dengan menolak kebijakan pemerintah, bahkan sampai membuat spanduk bertuliskan 'TOLAK KENAIKAN HARGA BBM" di perempatan ring road barat Yogyakarta. Terlepas dari itu, pro dan kontra kenaikan BBM tak jarang menimbulkan banyak masalah semacam unjuk rasa yang melenceng dari kaidah asalnya sehingga berujung ke kekerasan dan pengrusakan fasilitas umum.

Kenaikan BBM tentu membawa dampak positif maupun negatif. Mengurangi beban anggaran negara, mengalihkan anggaran subsidi BBM untuk pembangunan negara, bahkan bisa menekan penggunaan BBM secara masiv sehingga diharapkan penghematan energi bisa terealisasi adalah beberapa hal positif dari kenaikan harga BBM. Namun kenaikan BBM juga meninggalkan beberapa dampak negatif semacam naiknya harga bahan kebutuhan pokok, semakin banyaknya pengangguran karena beberapa perusahaan me-phk karyawannya, bahkan dapat menimbulkan demo besar-besaran yang berujung pengrusakan sehingga merugikan negara itu sendiri.

Jadi apa yang harus dilakukan pemerintah, ketika kenaikan harga BBM mutlak direalisasikan? Pertama, perbaikan moda transprortasi umum harus dilakukan, mengingat salah satu alasan mengapa orang-orang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum karena masih minimnya ketersediaan moda transportasi umum yang aman, nyaman dan tanpa berdesak-desakan. Kedua, perbaikan birokrasi di pemerintahan. Maraknya aksi demo besar-besaran karena isu kenaikan BBM, salah satu alasannya, sering kita sadari atau tidak disadari, karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah di bawah rezim BeYe selama ini. Masyarakat telah berulangkali merasa 'dibodohi' (ditipu lebih tepatnya) oleh pemerintah. Korupsi merajalela, DPR tidur saat sidang, pemerintah yang tidak mengayomi rakyatnya adalah beberapa realita pahit yang suka tidak suka harus diterima rakyat Indonesia. Jadi, wajar apabila rakyat banyak menentang kebijakan pemerintah. Lain halnya jika pemerintah berbuat 'kebaikan' kepada rakyatnya sehingga rakyat akan menaruh kepercayaan terhadap semua kebijakan pemerintah sepahit-pahitnya kebijakan tersebut. Yang terakhir, ketiga, pemerintah harus mefasilitasi dan men-support UKM (Usaha Kecil Menengah, kalau tidak salah) milik rakyat kecil, sehingga rakyat yang ter-PHK bisa mendapatkan pekerjaan yang layak kembali, daripada memberi rakyat miskin BLT yang membuat rakyat tidak kreatif dan malas mencari penghidupannya sendiri.
---------------------------------------------------------

Endinge elek byanget... aaaaak -____- .... raono kesimpulane.
Nggak apa-apa, masih belajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar