Senin, 16 April 2012

A Twist In My Story : Kurniawan Dwi Yulianto

NB: Nama sengaja disamarkan demi kemaslahatan umat. Jika ada kesamaan dalam penamaan, itu merupakan unsur ketidaksengajaan.
------------------------------------------------------------------------------------------------

A Twist In My Story : Kurniawan Dwi Yulianto

(di suatu pertandingan sepakbola)....

"Pertandingan sudah memasuki babak injury time pemirsa. Bagi anda yang baru saja bergabung, skor saat ini adalah 3 untuk Indonesia All Star dan 3 juga untuk Eropa All Star"
"Ya, sangat ketat pertandingan bung! Tampaknya pemain kedua belah pihak tak mau kalah memamerkan skillnya, meskipun pertandingan ini hanya bertajuk pertandingan persahabatan, tapi mereka tetap bermain all out"
"Saya setuju bung, tampaknya pertandingan kali ini sangat menarik... menurut anda apa yang harus dilakukan kedua tim untuk mencetak gol di sisa waktu yang ada ini bung?"
"Yang penting adalah konsentrasi harus tetap prima, karena biasanya menit-menit di akhir pertandingan sangat krusial, di sini konsentrasi para pemain akan diuji ketangguhannya... Yak, tampaknya ada serangan dari Eropa All Star bung!"
"Menyisir dari sisi kiri pertahanan Indonesia all star, Luis Figo"
"Bola diberikannya pada Zinedine Zidan"
"Umpan panjang oleh Zidan kepada Ronaldo di depan!"
"Ohhh! bola berhasil dipotong oleh Marjono!"
"Bima Sakti sekarang membawa bola, umpan kepada Ilham Jayakesuma"
"Ilham membawa bola! berhasil dia melewati Maldini! Puyol! dan Materrazzi! umpan kepada Kurniawan Dwi Yulianto yang berdiri bebas disana!
"Kurniawan mengontrol bola! DIA MENENDANG.. DAAANNNN...............................

....

- 28 Minutes Earlier -

Sgt. Hidayat "Mayat" Tranggana
Tegalrejo I elementary school
2004

"Teeet... Teeet"
Bel sekolah berbunyi tanda istirahat kedua akan dimulai... Semua anak berteriak "Yeee!", tak terkecuali aku.

Aku meregangkan tubuh sebentar untuk merasakan harumnya bau istirahat sekolah. Terlihat teman-teman cowokku mencari bola untuk dimainkannya. Setelah ketemu, mereka secara brutal turun tangga dan menyiapkan diri untuk bermain bola. Tinggalah aku bersama Sutarman cowok yang tersisa di kelas. Dan aku heran kenapa dia tidak ikut bermain. "Man, kok kamu nggak ikut main", dia menjawab "Malas yat, ayo kita ngomentari pertandingan kaya yang biasanya saja". Aku berfikir sebentar... Dan tak lama setelah itu, aku menyadari bahwa aku telah berada di spot terbaik untuk melihat teman-teman bermain bola di lantai dua.

Seperti biasa, kami (aku dan Sutarman) berlagak seperti komentator profesional. Dan seperti biasa juga, dia menjadi komentator utama dan aku menjadi komentator undangan. Namun, karena kemarin ada pertandingan perang bintang antara Eropa All Star melawan Asia All Star dan kami sama-sama melihatnya, maka dari itu disepakati bahwa tema pertandingan kali ini adalah "Eropa All Star vs Indonesia All Star"...

Jika temanya sudah mendunia, komentatornya juga #eh!, maka seharusnya pemainnya mengikuti jejak tema dan komentatornya *naaah*. Atas dasar itulah aku mengganti (menyebut lebih tepatnya) nama teman-teman ku menjadi nama-nama tenar kelas dunia dan tentunya Indonesia. Contohnya di kubu Eropa All Star.. Halil ---> Paolo Maldini, Joko ---> Zinedine Zidane, Wasis ---> Ronaldo Nazzaro Da Lima dan lain-lainnya. Dan untuk kubu Indonesia All Star, ada Reza ---> Marjono, Sentot ---> Ilham Jayakesuma dan tentunya Bruno sebagai Kurniawan Dwi Yulianto.

*flash back*

Dia adalah Bruno... salah satu gento di SDN Tegalrejo I. Dia terkenal gemar membuat masalah dengan guru-gurunya sampai- sampai masalah yang dibuatnya membuat dia mengenyam pendidikan di SD selama 7 tahun (nunggak satu tahun). Dan dengan nunggaknya dia selama satu tahun, menjadikan aku yang sebelumnya tak sekelas dengannya, kini menjadi sekelas... *ngerri*... Memang awalnya agak ngeri, tapi ternyata orangnya tak sengeri yang aku bayangkan, ternyata dia friendly... oke dia memang sering membuat masalah dengan guru, namun tidak dengan sesama teman... Dibalik kengeriannya dan kefrienlyannya dia termasuk seorang yang jago bermain bola. Namun karena ke-jagoan-nya bermain bola itulah yang membuat dirinya harus bermasalah dengan guru di tahun 2004.....

*back to 2004*

Tanpa suitan dari wasit (karena memang tak ada wasit *naaaah*) pertandingan pun dimulai..

Dan kami segera memulai acara menceloteh itu seirama dengan irama pertandingan. Semakin lama kami berceloteh, semakin banyak efek gembrojot di dahi kita...

Kami terus berkomentar layaknya bung Towel sedang mengomentari sebuah pertandingan Liga Divisi Utama. Sampai akhirnya ada sebuah peristiwa saat 2 menit sebelum bel berbunyi tanda istirahat selesai yang kami sebut sebagai injury time.

"Pertandingan sudah memasuki babak injury time pemirsa. Bagi anda yang baru saja bergabung, skor saat ini adalah 3 untuk Indonesia All Star dan 3 juga untuk Eropa All Star" Sutarman berkomentar.
"Ya, sangat ketat pertandingan bung! Tampaknya pemain kedua belah pihak tak mau kalah memamerkan skillnya, meskipun pertandingan ini hanya bertajuk pertandingan persahabatan, tapi mereka tetap bermain all out" Aku tak mau kalah berkomentar.
"Saya setuju bung, tampaknya pertandingan kali ini sangat menarik... menurut anda apa yang harus dilakukan kedua tim untuk mencetak gol di sisa waktu yang ada ini bung?" Sutarman bertanya.
"Yang penting adalah konsentrasi harus tetap prima, karena biasanya menit-menit di akhir pertandingan sangat krusial, di sini konsentrasi para pemain akan diuji ketangguhannya... Yak, tampaknya ada serangan dari Eropa All Star bung!" Aku bergeming karena ada serangan.
"Menyisir dari sisi kiri pertahanan Indonesia all star, Luis Figo" Sutarman mengambil alih.
"Bola diberikannya pada Zinedine Zidan" Tampak titik-titik keringat bermunculan di wajahnya
"Umpan panjang oleh Zidan kepada Ronaldo di depan!" Semakin besar titik keringatnya, seakan akan tumpah.
"Ohhh! bola berhasil dipotong oleh Marjono!" Namun keringatnya tak jadi tumpah, kulitnya kembali menyerap keringatnya.
"Bima Sakti sekarang membawa bola, umpan kepada Ilham Jayakesuma" Timbul lagi titik-titik.
"Ilham membawa bola! berhasil dia melewati Maldini! Puyol! dan Materrazzi! umpan kepada Kurniawan Dwi Yulianto yang berdiri bebas disana!" Semakin besar, dan akan tumpah!
"Kurniawan mengontrol bola! DIA MENENDANG.. DAAANNNN..............................."
...
*pyarrr*
...
"PECAH KACANYA SAUDARA-SAUDARA!!!" seketika itu, keringatnya yang menggantung tadi akhirnya tumpah semua.

Namun kisah ini tak berakhir disitu... Setelah terjadi keheningan selama kurang lebih 5 detik... salah satu siswa dari kelas IIB (kelas yang kacanya pecah) melongok keluar dan mengerti kenapa terjadi kejadian itu... Dia kembali bermanuver ke kelas IB dan kelas IIIB untuk menyampaikan 'berita' itu. Seketika selama 5 detik kemudian kelas I, II, dan III B sudah meneriakkan "Wo iyee uwoo iyeee". Kemudian karena terusik oleh suara adik kelas, para siswa kelas IV, V dan VI B segera melihat apa yang terjadi, mengerti apa yang terjadi dan meneriakkan "Wo iyee uwoo iyeee" juga selama 5 detik kemudian. Dan karena gelombang suara yang diteriakkan kelas B sangat keras, memuat kelas A segera keluar dan meneriakkan "Wo iyee uwoo iyeee" juga memerlukan waktu selama 5 detik. Jadi total informasi tersebar ke seluruh penjuru SD dihitung dari kejadian itu terjadi adalah ---> 5+5+5+5= 20 Detik!!! ... Coba bayangkan! tak sampai setengah menit suatu berita sampai ke seluruh warga SD!

Bruno hanya bisa malu karena diteriakki satu SD... Kemudian dia disuruh membersihkan puing-puing kaca dan mengahadap kepala sekolah di ruang kepsek...

Dan bel istirahat selesai pun menyelamatkan muka Bruno...

Saat Bruno kembali ke kelas, dia malah celelekan dan bersenda gurau, menyepelekan masalah yang tadi... Namun keadaan itu tak bertahan, setelah ganti pelajaran menjadi Bahasa Indonesia oleh Pak Rejo.

Pak Rejo masuk kedalam kelas dan tak berkata-kata. Setelah itu, dia berjalan sedikit dan meminta Bruno untuk maju mendekatinya. Bruno hanya tersenyum-senyum kecil tak mengerti dan segera mendekati Pak Rejo. Namun, tiba-tiba Pak Rejo mencengkram leher Bruno dengan kuat dan menghempaskannya ke dinding di sebelahnya. Kurasakan otot teman di sebelahku menegang. Pak Rejo memojokkan Bruno sembari mencekik lehernya. Dia juga mengatakan bahwa dia sudah lelah dengan ulah Bruno, dan menanyai Bruno dengan nada yang sangat mengerikan. Bahkan kelasku pun menjadi hening karena itu... Dan saat itu juga, aku hanya bisa duduk diam dan melihat seorang gento SDN Tegalrejo I menangis di depan kelas...
...

- Now -

Pvt. Hidayat Budi Tranggana
Dayat's home
April 16st, 2012

Jika mengenang peristiwa itu aku hanya bisa menarik 3 pelajaran, yaitu:
  1. Jangan memandang seseorang dari tampilannya saja, contoh meskipun orang itu terlihat gento, nyatanya dia termasuk orang yang bersahabat.
  2. Orang se-gento Bruno ternyata juga mempunyai perasaan, buktinya dia juga bisa menangis.
  3. Dan jika saat itu sudah ada twitter, aku pasti sudah berfikir bahwa twitter kalah update daripada anak SDN Tegalrejo I .....*naaah* -,-"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar